
BRMP JATIM SIAP DUKUNG KOPDES MERAH PUTIH DI SITUBONDO
Situbondo , 21 Juni 2025 – Dalam mendukung program kerja Pemerintah dalam menggerakkan sektor usaha melalui Koperasi Desa Merah Putih, Badan Perakitan Modernisasi Pertanian (BRMP) Jawa Timur yang diwakili oleh Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Jawa Timur, Ismatul Hidayah menghadiri acara “Minum Kopi di Plaza Rengganis” yang digelar selama 2 hari berlokasi di Desa Baderan Kecamatan Sumbermalang. Acara dihadiri oleh Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo beserta seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Divisi Regional (Divre) Perhutani dan Administratur KKPH wilayah Bondowoso. Acara ini digelar sebagai salah satu upaya pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan UMKM, sektor wisata, dan ekonomi kreatif yang terinterasi. Pemilihan lokasi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali lokasi wisata penghasil kopi tersebut yang dinilai telah “mati suri” pasca pandemic Covid.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan perjanjian kerjasama antara pengelola wisata Plaza Rengganis, Perhutani dan BUMDES Rengganis Jaya. Perjanjian kerjasama ini juga mencakup konsesi penanaman kopi verietas kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Agropuro Makmur. Pada hari kedua, dilakukan penandatanganan kerjasama antara Universitas Hasanuddin (PT Hasanuddin Agrivisi Internusa) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Baderan dalam penyedian produksi kopi bercita rasa seperti kopi luwak menggunakan teknologi fermentasi Ohmic.
Ketua KDMP Baderan, Muzayyin Ilmana menyampaikan bahwa teknologi Ohmic untuk fermentasi kopi ini dinilai cocok untuk dikembangkan di kawasan ini karena dapat membantu petani untuk menyimpan kopi fermentasi selama 24 jam dengan suhu 33 derajat celcius serta menghasilkan kopi bercita rasa kopi luwak dengan harga yang kompetitif. Koperasi Desa Merah Putih Baderan berawal dari usaha Pondok Kopi yang dikelola warga dibawah naungan BUMDES. Usaha ini kemudian beralih tatakelolanya dibawah KDMP Baderan dengan nama Red Baderan Coffee dan varietas yang ditanam adalah Arabica.
Tantangan utama yang dialami produsen Indonesia adalah mutu kopi masih rendah. Kualitas biji kopi yang dihasilkan produsen harus memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan Di Indonesia terlebih jika untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Standardisasi suatu produk penting untuk melindungi konsumen dalam memperoleh produk yang berkualitas, dan di sisi lain juga penting bagi produsen sebagai acuan dan kontrol dalam menghasilkan produk yang bermutu. Hadirnya Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian dalam acara ini juga merupakan bentuk dukungan kesiapan dalam pendampingan tidak hanya dalam penyediaan benih, teknologi budidaya melainkan juga dalam hal penerapan standar mutu produk yang diberlakukan.